20 Mei 2012

Uang yang Aneh

Kita sepakat bahwa barter adalah cara bertransaksi dalam perdagangan sebelum uang ditemukan. Berikut ini adalah jenis uang yang aneh yang mungkin belum pernah kita ketahui sebelumnya.

1. Uang dari batu
Di seluruh Pulau Yap (Kep. Salomon), terdapat cakram-cakram batu yang beratnya lebih dari 4 atau 5 ton. Cakram-cakram ini disebut rai, mata uang asli di pulau Yap. Kebanyakan orang menggunakan bank desa. Di bank tidak ada satpam yang bertugas dan tidak ada kasir yang melayani penabung, bahkan tidak ditemui sebuah gedung. Uang-uang itu hanya disandarkan pada pohon-pohon kelapa dan dinding-dinding batu.
Bahan dari uang batu inipun dipilih secara selektif, berupa senyawa Aragonit dan Kalsit. Penduduk Yap rela melakukan perjalanan hingga 400 km dengan waktu tempuh 5 hari berlayar di lautan berbahaya, karena di Yap sendiri tidak terdapat kedua bahan untuk membuat uang batu. Proses pembuatan uang batu ini memakan waktu yang lama, bahkan bisa bertahun-tahun untuk membuat batu yang terbaik. Nilai dari uang batu bisa dilihat dari keindahan, mutu bahan, dan halusnya pahatan.
Uang batu ini terakhir dibuat pada tahun 1931. Uang batu ini mulai terkenal kembali ketika pada tahun 1960 bank asing membeli batu berdiameter 1,5 meter.
Nah, bila anda tertarik untuk membeli uang batu ini, satu keuntungan yang akan anda dapatkan, yaitu uang ini tak akan mudah untuk dicuri! --"

2. Uang dari lembaran kayu
Uang ini digunakan sebagai uang darurat di Jerman semasa pemulihan pasca Perang Dunia I. Saking daruratnya, uang dicetak juga dari alumunium foil, kain sutra, bahkan kartu remi sisa-sisa perang.

3. Uang dari kulit Tupai
Beberapa abad silam, kulit tupai merupakan uang yang sah digunakan di Rusia. Bahkan beberapa bagian dari tupai mati ini seperti kuping, hidung, dan kuku-kukunya berfungsi sebagai “receh”. Untung saja di era modern sekarang ini sudah tidak lagi menggunakannya, bisa-bisa tupai adalah salah satu satwa yang akan terancam punah.

4. Mata uang berbentuk komoditas
Pada awalnya, orang-orang bertransaksi dengan menukarkan barang. Namun, cara ini di anggap kurang efektif dan masyarakat berfikir bahwa mereka bisa saja rugi atau untung karena barter. Sejak saat itu, mereka mulai menetapkan beberapa komoditi yang hanya bisa dipakai untuk bertransaksi.
Salah satunya di Roma, masyarakat menggunakan garam untuk bertransaksi barang. Garam adalah salah satu barang tertua yang digunakan sebagai pembayaran. Sebenarnya, kata “salary” (gaji) berasal dari bahasa Latin “salarium”, yaitu uang yang telah dibayarkan kepada prajurit Roma untuk membeli garam.
Garam juga juga digunakan sebagai alat tukar (mata uang) utama di gurun Sahara selama berabad-abad, dan digunakan secara luas di seluruh Afrika Timur. Biasanya, seseorang pada masa itu akan menjilati garam satu blok untuk memastikan garam tersebut asli dan memutuskan untuk membuat pecahan dari blok itu sebagai pecahan uang kecil. Balok garam pada gambar berusia 1500 tahun.
Selain garam, komoditi lain yang digunakan sebagai alat pembayaran adalah:
  • RENG, uang berbentuk bola benang yang dibungkus dalam sabut kelapa. Digunakan jaman dahulu di Kepuluan Solomon.
  • Kakao, digunakan di seluruh Meksiko dan Amerika Tengah
  • Keju Parmigiano Reggiano, bahkan bisa digunakan sebagai jaminan pinjaman di Italia.
5. Uang kumpulan voucher
Jika kita pernah berpikir bahwa uang bisa membeli segalanya, ternyata tidak. Uang Vietnam di tahun 70-an ini berlaku sebagai kumpulan potongan voucher yang hanya bisa digunakan untuk membeli pakaian dan perlengkapannya.
Mungkin jika kita harus memotong salah satu bagian untuk membayar baju, sebagian lagi untuk membayar celana, dan sebagian lagi untuk ikat pinggang.

6.  Uang dengan ancaman hukuman mati
US Dollar memang telah menjadi mata uang yang paling stabil dan dianggap sebagai safe heaven currency. Jika dilihat dari sejarahnya, mata uang ini telah banyak berpengalaman dalam memerangi para pemalsu. Pada masa-masa awal penjajahan Inggris, sangatlah mudah untuk mencetak uang karena banyak alat cetak beredar dan desain cetakan uang tidaklah terlalu rumit seperti saat ini.
Tapi saking mudahnya, para pemalsu juga bisa mencetak sendiri. Bagaimana cara pemerintah saat itu untuk memberikan ancaman keras kepada para pemalsu, yaitu mengubah mata uang dengan mengisikan ancaman dengan kalimat To Counterfeit is Death. Alhasil, masih saja terjadi pemalsuan uang.

7. Uang hasil modifikasi karena kudeta
Saat rezim Joseph Mobutu dikudeta pada tahun 1997 di Zaire (sekarang bernama The Democratic Republic of the Congo). Pemerintahan yang baru saat itu terlalu sibuk untuk mendesain dan mencetak uang baru selain karena jumlah uang saat itu terbatas pula.

8. Uang dengan pecahan terbesar
Inilah pecahan mata uang pemegang rekor sampai saat ini. Dicetak oleh Hungaria pada tahun 1946 dengan nominal 100,000,000,000,000,000,000 Pengo. Ya! Seratus juta triliun Pengo, dengan kurs saat itu hanya sekitar 20 US cent. Mungkin inilah satu-satu lembaran mata uang yang tidak tertera nominalnya, bagaimana tidak, melihat nolnya saja kita pusing!

9. Koin perak plus bonus air suci
Jika di uang kertas USD ada “In God We Trust”, negara kepulauan Palau selangkah lebih maju. Negara ini pada tahun 2007 mencetak koin perak dengan gambar perawan suci dan menyertakan bonus botol kecil berisi beberapa tetes air suci dari sebuah mata air suci di Lourdes Perancis.
Negara ini pernah pula menyertakan mutiara, bahkan batu meteor pada uang koinnya.

10. Uang yang menyala dalam gelap
Kreatifitas manusia tidak akan ada habisnya. Terdapat 2 jenis uang yang dapat menyala dalam gelap, yang diterbitkan di 2 negara yang berbeda.
Uang koin dalam pecahan 25 sen yang rencananya akan dirilis tahun ini oleh pemerintah Canada dapat menyala dalam gelap. Satu sisi bergambar Pachyrhinosaurus disisi yang lain bergambar ratu Elizabeth. Di kegelapan, gambar dinosaurus ini akan menyala kerangka, namun sayangnya pada gambar ratu tidak akan menyala. Tentu saja! bayangkan bagaimana jadinya bila ratu Elizabeth berubah menjadi kerangka.
Begitu juga dengan uang kertas asal Korea d atas. Lembaran uang bisa menyala sesua dengan warnanya. Wow, tak perlu lagi repot-repot mencari senter untuk melihat berapa nominal uang yang ada didompet.

11. Uang kuno jaman kerajaan Nusantara
Nah ini dia salah satu alasan kita untuk bangga menjadi bangsa Indonesia. Ternyata nenek moyang kita telah mengenal alat pembayaran sejak jaman kerajaan berdiri. Bentuknya pun berbeda-beda tergantung dari kerajaan mana berasal. Pada umumnya terbuat dari bahan tembaga, perunggu, timah, perak dan emas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar